Posting Terbaru

Rabu, 14 Januari 2009

Jenis Pendidikan harus dipahami Siswa Kelas 3 SMU menempuh perkuliahan

Tidak ada komentar :





Kalau kita merujuk pada surat keputusan MENDIKNAS No. 232/2000, Pasal 1 : 3 & 4, dimana terdapa 2 jalur (jenis) pendidikan di Indonesia setamat dari sekolah tingkat menengah atas, yaitu :

1. Pendidikan Akademis

Pendidikan Tinggi Akademis biasa kita kenal dengan S1 (Sarjana), S2 (Master), dan S3 (Doktor). Pendidikan tinggi akademis ini biasanya dimasuki oleh anak-anak kita yang kecerdasan intelektualnya (IQ) tergabung pada kategori pandai dan pandai sekali.

2. Pendidikan Profesional

Pendidikan Tinggi Profesional ini biasa kita kenal dengan pendidikan D1 (Diploma-1), D2 (Diploma-2), D3 (Diploma-3), dan D4 (Diploma-4). Pendidikan Tinggi Profesional ini biasanya dimasuki oleh anak-anak kita yang tingkat kecerdasan intelektualnya (IQ) tergolong pada kategori normal. Sehubungan dengan itu, kita perlu mengetahui tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak kita yang layak masuk ke Pendidikan Tinggi Akademis (S1, S2, S3) atau Pendidikan Tinggi Profesional (D1, D2, D3, D4). Secara umum, tingkat kecerdasan manusia dikelompokkan atas 4 kelompok/kategori, yaitu :

  1. Sangat Cerdas/Pandai; IQ : > 131
  2. Cerdas/Pandai; IQ : 121 - 130
  3. Normal; IQ : 81 - 120
  4. Dibawah Normal IQ : <>

Jika anak yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang pandari dan sangat pandai memasuki Pendidikan Tinggi Akademi, maka dia akan dapat menyelesaikan perkuliahannya dengan mudah dan tepat waktu pada jurusan/program studi Pendidikan Tinggi Akademis yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Selanjutnya, anak yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang normal/rata-rata memasuki Pendidikan Tinggi Profesional, maka dia akan berkembang secara optimal dan mampu menyelesaikan perkuliahannya dengan mudah dan tepat waktu.

Karena anak kita, pada umumnya tidak mengikuti test IQ, kita akan dapat mengetahui apakah dia layak atau tidak layak masuk ke perguruan tinggi akademis melalui hasil test ke perguran tinggi negeri. Bila dia mampu meraih kelulusan ke PTN bisa dikatakan dia akan dapat menyelesaikan Pendidikan Tinggi Akademisnya dengan baik di jurusan yang dipilihnya. Sedangkan kalau dia belum mampu lulus pada test ke PTN bisa saja dia tergabung pada kategori normal atau pandai tetapi tidak lulus karena tingkat persaingan yang begitu keras. Dimana memang anak-anak yang pandai bisa saja kalah dari yang lebih pandai karena jumlah kursi PTN yang memang sangat terbatas. Kalau anak kita itu mengikuti bimbingan test di Medica, kemampuan anak kita dapat kita ketahui melalui hasil Quiznya dan hasil ujian di simulasinya sehingga kita dapat merasakan apakah anak kita orangnya pandai/pandai sekali atau normal saja. Paling baik sebenarnya kalau orangtua mau membawa anak untuk test IQ. Kata orang bijak, kalau mau mengenal wajah, ya bercermin saja, kalau mau tahu kesehatan, ya periksa ke dokter. Jadi kalau mau tahu level IQ, ya ikut saja test IQ.

Menyekolahkan anak ke sekolah yang SESUAI DENGAN MINAT DAN KEMAMPUANNYA sangat penting. Pentingnya adalah agar anak itu berhasil menyelesaikan sekolahnya, sehingga investasi orang tua di pendidikan berhasil dengan baik. Anak cepat menjadi manusia YANG BERGUNA, terlihat dari selesai kuliah anak langsung bisa bekerja dan berpenghasilan. Janganlah anak kita sampai putus sekolah karena mengikuti keinginan orantuanya padahal tidak sesuai dengan MINAT DAN KEMAMPUAN SI ANAK. Seperti nasehat orang bijak, jangan sampai ARANG HABIS BESIPUN BINASA. Bahkan banyak anak yang pandai karena tidak lulus ke Universtas (S1) di PTN, yang mengambil pendidikan tinggi profesional (karena kalah bersaing ke PTN) dulu, baru setelah bekerja dia melanjut ke pendidikan akademis. Banyak anak-anak kita yang mengambil langkah yang bijak seperti ini di Medicom, dan mereka sangat menikmati GAYA HIDUP YANG SAMBIL KULIAH SAMBIL BEKERJA.

Tidak ada komentar :