Posting Terbaru

Tampilkan postingan dengan label Sekolah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sekolah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 Februari 2009

EGOIS

Tidak ada komentar :
Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya dan berkata, "Tuhan ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka dan Surga itu".

Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam. Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar, dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut mengalir air liurnya. Meja tersebut dikelilingi orang-orang yang kurus yang tampak sangat kelaparan.

Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok yang terikat pada tangan masing-masing. Sendok tersebut cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan mengambil sup yang lezat tadi. Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat mencapai mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan sup yang terambil. Si Manusia tadi merinding melihat penderitaan dan kesengsaraan yang dilihatnya dalam ruangan itu.

Tuhan berkata, "Kamu sudah melihat NERAKA"

Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi meja beserta sup dan orang-orang yang kondisinya persis sama dengan ruangan di pintu pertama. Perbedaannya, di dalam ruangan ini orang-orang tersebut berbadan sehat dan berisi dan mereka sangat bergembira di keliling meja tersebut.

Melihat keadaan ini si Manusia menjadi bingung dan berkata "Apa yang terjadi ? kenapa di ruangan yang kondisinya sama ini mereka terlihat lebih bergembira?"

Tuhan kemudian menjelaskan, "Sangat sederhana, yang dibutuhkan hanyalah satu sifat baik"

"Perhatikan bahwa orang-orang ini dengan ikhlas menyuapi orang lain yang dapat dicapainya dengan sendok bergagang panjang, sedangkan di ruangan lain orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan kebutuhan dirinya sendiri"


Sumber Blog Peak

Rabu, 14 Januari 2009

Jenis Pendidikan harus dipahami Siswa Kelas 3 SMU menempuh perkuliahan

Tidak ada komentar :





Kalau kita merujuk pada surat keputusan MENDIKNAS No. 232/2000, Pasal 1 : 3 & 4, dimana terdapa 2 jalur (jenis) pendidikan di Indonesia setamat dari sekolah tingkat menengah atas, yaitu :

1. Pendidikan Akademis

Pendidikan Tinggi Akademis biasa kita kenal dengan S1 (Sarjana), S2 (Master), dan S3 (Doktor). Pendidikan tinggi akademis ini biasanya dimasuki oleh anak-anak kita yang kecerdasan intelektualnya (IQ) tergabung pada kategori pandai dan pandai sekali.

2. Pendidikan Profesional

Pendidikan Tinggi Profesional ini biasa kita kenal dengan pendidikan D1 (Diploma-1), D2 (Diploma-2), D3 (Diploma-3), dan D4 (Diploma-4). Pendidikan Tinggi Profesional ini biasanya dimasuki oleh anak-anak kita yang tingkat kecerdasan intelektualnya (IQ) tergolong pada kategori normal. Sehubungan dengan itu, kita perlu mengetahui tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak kita yang layak masuk ke Pendidikan Tinggi Akademis (S1, S2, S3) atau Pendidikan Tinggi Profesional (D1, D2, D3, D4). Secara umum, tingkat kecerdasan manusia dikelompokkan atas 4 kelompok/kategori, yaitu :

  1. Sangat Cerdas/Pandai; IQ : > 131
  2. Cerdas/Pandai; IQ : 121 - 130
  3. Normal; IQ : 81 - 120
  4. Dibawah Normal IQ : <>

Jika anak yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang pandari dan sangat pandai memasuki Pendidikan Tinggi Akademi, maka dia akan dapat menyelesaikan perkuliahannya dengan mudah dan tepat waktu pada jurusan/program studi Pendidikan Tinggi Akademis yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Selanjutnya, anak yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang normal/rata-rata memasuki Pendidikan Tinggi Profesional, maka dia akan berkembang secara optimal dan mampu menyelesaikan perkuliahannya dengan mudah dan tepat waktu.

Karena anak kita, pada umumnya tidak mengikuti test IQ, kita akan dapat mengetahui apakah dia layak atau tidak layak masuk ke perguruan tinggi akademis melalui hasil test ke perguran tinggi negeri. Bila dia mampu meraih kelulusan ke PTN bisa dikatakan dia akan dapat menyelesaikan Pendidikan Tinggi Akademisnya dengan baik di jurusan yang dipilihnya. Sedangkan kalau dia belum mampu lulus pada test ke PTN bisa saja dia tergabung pada kategori normal atau pandai tetapi tidak lulus karena tingkat persaingan yang begitu keras. Dimana memang anak-anak yang pandai bisa saja kalah dari yang lebih pandai karena jumlah kursi PTN yang memang sangat terbatas. Kalau anak kita itu mengikuti bimbingan test di Medica, kemampuan anak kita dapat kita ketahui melalui hasil Quiznya dan hasil ujian di simulasinya sehingga kita dapat merasakan apakah anak kita orangnya pandai/pandai sekali atau normal saja. Paling baik sebenarnya kalau orangtua mau membawa anak untuk test IQ. Kata orang bijak, kalau mau mengenal wajah, ya bercermin saja, kalau mau tahu kesehatan, ya periksa ke dokter. Jadi kalau mau tahu level IQ, ya ikut saja test IQ.

Menyekolahkan anak ke sekolah yang SESUAI DENGAN MINAT DAN KEMAMPUANNYA sangat penting. Pentingnya adalah agar anak itu berhasil menyelesaikan sekolahnya, sehingga investasi orang tua di pendidikan berhasil dengan baik. Anak cepat menjadi manusia YANG BERGUNA, terlihat dari selesai kuliah anak langsung bisa bekerja dan berpenghasilan. Janganlah anak kita sampai putus sekolah karena mengikuti keinginan orantuanya padahal tidak sesuai dengan MINAT DAN KEMAMPUAN SI ANAK. Seperti nasehat orang bijak, jangan sampai ARANG HABIS BESIPUN BINASA. Bahkan banyak anak yang pandai karena tidak lulus ke Universtas (S1) di PTN, yang mengambil pendidikan tinggi profesional (karena kalah bersaing ke PTN) dulu, baru setelah bekerja dia melanjut ke pendidikan akademis. Banyak anak-anak kita yang mengambil langkah yang bijak seperti ini di Medicom, dan mereka sangat menikmati GAYA HIDUP YANG SAMBIL KULIAH SAMBIL BEKERJA.

Senin, 06 Oktober 2008

YouTube disarankan Masuk Kurikulum Sekolah

Tidak ada komentar :


(DetikInet.Com) - Situs berbagi video semacam YouTube dan kegiatan ngeblog disarankan masuk dalam kurikulum pendidikan nasional di Inggris. Agar generasi muda lebih siap.

Demikian hasil studi bertajuk Video Republic yang dilakukan kelompok peneliti bernama Demos di Negeri-nya Ratu Elizabeth. Seperti dikutip detikINET dari Telegraph, Selasa (7/10/2008), studi ini meneliti tumbuhnya generasi YouTube dan bagaimana antusiasme serta keahlian mereka bisa dipupuk.

Rekomendasi studi tersebut menyarankan sekolah untuk membantu memberi pemahaman pada anak-anak tentang gaya hidup mereka yang semi-publik. Termasuk bagaimana dampak jangka panjang gaya hidup tersebut.

"Saat ini wajar bagi remaja menulis sebuah blog layaknya mereka menulis catatan harian, ini merupakan perubahan yang besar," ujar Celia Hannon pimpinan penelitian tersebut.

Sekolah diharapkan menjadikan kegiatan membuat video blog dan catatan harian online sebagai bagian dari kurikulum. Layaknya sekolah selama ini menjadikan kunjungan ke museum atau kelas seni tambahan sebagai bagian dari kurikulum.

YouTube saat ini termasuk situs yang populer di Inggris. Sebanyak 3,6 miliar
video online disaksikan oleh warga Inggris per bulannya. Pengunjung YouTube mencapai r
ata-rata 20 juta per hari, jauh lebih besar dari BBC di posisi kedua dengan 6,5 juta pengunjung.

Studi itu pun mengatakan politisi bisa meniru jejak Barack Obama dengan ny
emplung ke YouTube. Namun, caranya adalah dengan membangkitkan kreativitas dan antusiasme anak muda, bukan dengan doktrinasi.