Posting Terbaru

Sabtu, 28 Februari 2009

Jumat, 20 Februari 2009

Harus Berani Mengambil Resiko

Tidak ada komentar :

Dalam perjalanan hidup Jenderal Sun Tzu dikisahkan bahwa strategi perang untuk mencapai kemenangan itu bisa berubah detik demi detik, demi mengimbangi atau menganntisipasi perubahan strategi musuh. Strategi ini berpijak pada dasar pemikiran bahwa cara terbaik untuk menang perang adalah dengan menguasai kemampuan membaca jalan pikiran ahli strategi musuh. Dan barangsiapa mengetahui jalan pikir musuh dan mengetahui titik-titik kelemahannya, dipastiikan dia bisa memenangkan adu strategi tersebut.

Namun setiap strategi pasti mengandung risiko. Dan strategi peran Sun Tzu ditegaskan adanya prinsip mendasar yang mengatakan, "Kemenangan besar hanya bisa dilakukan orang yang berani ambil risiko besar". Prinsip ini menegaskan bahwa tanpa keberanian mengambil taktik berisiko besar, maka kemenangan besar sulit diraih. Inilah inti dari strategi perang Sun Tzu yang mensinergikan antara strategi perang yang cerdik dan matang dengan keberanian mengambil risiko besar demi kemenangan yang besar pula.

Dalam kehidupan non-kemiliteran pun seperti bidang manajemen, kewirausahaan, maupun kehidupan pribadi, kita mengenal prinsip strategi dan risiko semacam ini. Mungkin kita telah menyusun rencana dan menetapkan strategi untuk melakukan investasi, memulai bisnis baru, melakukan diversifikasi maupun ekspansi usaha. Ada target-target dan mimpi-mimpi besar dalam setiap tindakan tersebut. Ada peluang dan tantangan. Namun yang tidak boleh kita lupakan adalah faktor risiko yang sudah pasti ada dan melekat dalam setiap action kita. Ada risiko gagal, ada risiko berhasil. Itu pasti!

Contoh: mungkin berdasarkan perhitungan yang begitu matang, kita memiliki kemungkinan keberhasilan di atas 70%. Memang dalam strategi Sun Tzu kita diwajibkan untuk bisa memetakan keberhasilan lebih dulu. Memastikan kemenangan baru melakukan perang. Nah, jika rencana dan strategi telah dieksekusi sementara hasil yang didapat tidak sesuai perhitungan, itulah risiko sebuah action. Kita tidak mungkin berhenti bertindak hanya karena ingin menghilangkan sama sekali risiko kegagalan.

Seperti dalam kata-kata mutiara yang saya ciptakan, yang berbunyi; "Memang di dalam kehidupan ini tidak ada yang pasti. Tetapi kita harus berani memastikan apa-apa yang ingin kita raih". Jadi dalam lapangan hidup apa pun, strategi itu penting. Tetapi keberanian mengambil risiko juga sangat penting. Ingat, strategi tanpa keberanian mengambil risiko tidak akan membawa kita ke tujuan apa pun.

Demikian dari saya,
Salam sukses luar biasa !!!

Andrie Wongso

Sabtu, 14 Februari 2009

Speak English By T Rudi Manik, SS (Medicom)

Tidak ada komentar :
DO YOU SPEAK ENGLISH

I had an amusing experience last year. After I had left a small village in the south of France, I drove on to the next town. On the way, a young man waved to me I stopped and he asked me for a lift. As soon as he had got into the car, I said good morning to him in Frence and he replied in the same language. Apart from a few words, I do not know any Frenceat all. Neither of us spoke during the journey. I had nearly reached the town, when the young man suddenly said, very slowly, ‘ Do you speak English?’ As I soon learnt, he was English himself!

1. Whom did the writer five a lift to in the south of France last year?
2. Did they greet each other in English or in French?
3. Does the write speak any French or not?
4. Did they sit in silence, or did they talk to each other?
5. What did the young man say at the end of the jouney?
6. Was he English himself, or was he French?


OUT OF THE DARKNESS


Nearly a week passed before the girl was able to explain what had happened to her. One afternoon she set out from the coast in a small boat and was caught in a strom. Towards evening, the boat struck a rock and the girl jumped into the sea. Then she swam to the shore after spending the whole night in the water. During that time she covered a distance of eight miles. Early next morning, she saw a light ahead. She knew she was near the shore because the light was high up on the cliffs. On arriving at the shore, the girl struggled up the cliff towards the light she had seen. That was all she remembered. When she woke up a day later, she found herself in hospital.

1. When did the girl set out from the coast? Was she caught in a storm or not? (and)
2. Did her boat strike a rock or not? Did she jump into the sea, or did she remain in the boat? (so)
3. How many miles did she swim that night?
4. When did she reach the shore?
5. What had she seen high up on the cliffs? Did she climb up or not? (and)
6. Where did she find herself a day later?

Rabu, 11 Februari 2009

EGOIS

Tidak ada komentar :
Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya dan berkata, "Tuhan ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka dan Surga itu".

Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam. Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar, dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut mengalir air liurnya. Meja tersebut dikelilingi orang-orang yang kurus yang tampak sangat kelaparan.

Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok yang terikat pada tangan masing-masing. Sendok tersebut cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan mengambil sup yang lezat tadi. Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat mencapai mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan sup yang terambil. Si Manusia tadi merinding melihat penderitaan dan kesengsaraan yang dilihatnya dalam ruangan itu.

Tuhan berkata, "Kamu sudah melihat NERAKA"

Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi meja beserta sup dan orang-orang yang kondisinya persis sama dengan ruangan di pintu pertama. Perbedaannya, di dalam ruangan ini orang-orang tersebut berbadan sehat dan berisi dan mereka sangat bergembira di keliling meja tersebut.

Melihat keadaan ini si Manusia menjadi bingung dan berkata "Apa yang terjadi ? kenapa di ruangan yang kondisinya sama ini mereka terlihat lebih bergembira?"

Tuhan kemudian menjelaskan, "Sangat sederhana, yang dibutuhkan hanyalah satu sifat baik"

"Perhatikan bahwa orang-orang ini dengan ikhlas menyuapi orang lain yang dapat dicapainya dengan sendok bergagang panjang, sedangkan di ruangan lain orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan kebutuhan dirinya sendiri"


Sumber Blog Peak

Ubah Pikiranmu, Bukan Logikamu

Tidak ada komentar :
Dahulu kala di suatu desa kecil di Indian, seorang petani yang sangat miskin mempunyai hutang yang sangat besar kepada rentenir di desa tersebut.. Rentenir itu, udah tua, bangkotan, eee.... malah tertarik pada putrinya pak tani yang cakep itu. Kemudian si rentenir tersebut mengajukan penawaran, dia akan melupakan hutang2 petani tersebut jika dia dapat menikahi putrinya. Sang petani dan putrinya pun bingung dengan tawaran tersebut, kayaknya mereka nggak setuju.

Melihat gelagat seperti itu Si rentenir mengajukan tawaran lagi untuk membuat keputusan. Dia mengatakan, bahwa dia akan meletakkan keping hitam dan keping putih di dalam kantong kosong, kemudian sang putri petani diharuskan untuk mengambil satu keping dari kantong tersebut.
1. Jika sang putri mendapatkan keping hitam, maka dia akan menjadi istri rentenir tersebut dan hutang2 petani tersebut lunas.
2. Jika sang putri mendapatkan keping putih, maka rentenir tersebut tidak akan menikahi sang putri dan hutang2 petani tersebut lunas.
3. Jika sang putri menolak mengambil keping, sang petani akan dipenjara.

Berada di halaman petani yang banyak terdapat kepingan2, si rentenir mengambil 2 keping. Ketika mengambil, mata sang putri yang tajam melihat, bahwa keping yang dimasukkan ke dalam kantong keduanya berwarna hitam. Kemudian rentenir itu menyuruh sang putri mengambil keping tersebut di dalam kantong.


Sekarang bayangkan anda ada di sana, apa yang kamu lakukan jika anda sebagai putri tersebut? Jika anda harus menolong sang putri, apa yang harus kau lakukan kepada sang putri?

Melihat hal seperti itu, ada 3 kemungkinan. ..
1. sang putri menolak untuk mengambil kepingan.
2. sang putri menunjukkan, bahwa yang di dalam kantong tersebut keduanya adalah berwarna hitam serta mengungkap, bahwa rentenir tersebut curang.
3. sang putri mengambil keping hitam dan mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan ayahnya dari hutang2 dan penjara.

Sekarang pertimbangkan cerita di atas. Pengalaman ini digunakan untuk membedakan pemikiran logika dan lateral thinking. Dilema sang putri tidak dapat diselesaikan dengan logika awam. Pikirkan cara lain, jika sang putri tidak memilih pilihan yang diberikan kepadanya. Apa yang akan anda tawarkan kepadanya ? Jangan melihat jawaban di bawah ini, sebelum anda memikirkan cara lain sebagai saran kepada sang putri, pikirkan 5 menit saja....

Baik, begini caranya.
Sang putri memasukkan tangannya ke dalam kantong dan mengambil satu keping tersebut. Tanpa melihat keping tersebut, secara sengaja menjatuhkan (setengah melempar) keping tersebut ke halaman dan bercampur dengan keping2 yang lain di halaman.

'Oh, betapa bodohnya aku' kata sang putri, 'tapi, anda nggak usah khawatir, jika tuan melihat sisa kepingan di dalam kantong, maka tuan akan mengetahui keping mana yang saya ambil'. Dengan begitu, sisa yang ada di dalam kantong adalah keping berwarna hitam, sehingga diasumsikan bahwa sang putri telah mengambil keping yang berwarna putih.

Sejak rentenir berani menyatakan untuk tidak jujur, sang putri mengubah dari keadaan yang kelihatannya mustahil menjadi keadaan yang sangat menguntungkan.

Moral of the story : Semua permasalahan yang kompleks mempunyai jalan keluar. Yang anda butuhkan hanya melebarkan pemikiran anda. Jika logika anda tidak bisa bekerja, berusahalah dengan lateral thinking. Lateral thinking sangat kreatif, sudah dikerjakan tiap hari.

'Rahasia untuk sukses, adalah mengetahui sesuatu yang tidak diketahui orang lain'...... .

Lebih Baik Mulai Menyalakan Lilin daripada terus menerus mengutuki kegelapan yang menyelubungi Kita....

Sumber Blog Yuliana

Ubah Proyektor Pikiran supaya Jiwa Sehat

Tidak ada komentar :
Sering kali tanpa sadar, kita berbuat hal yang merupakan proyeksi
dari yang ada di pikiran sendiri, maka tidak heran kita akan
menganggap orang lain berkelakuan buruk, padahal kita sendiri yang
tidak mampu melihat kekurangan diri, kita melihat orang lain lebih
bodoh, padahal kita sendiri yang kurang pengetahuan.

Pepatah mengatakan "kuman di seberang lautan tampak, gajah di
pelupuk mata tidak kelihatan" Kesalahan, keburukan dan kebodohan
orang lain menjadi hal yang sangat besar di mata kita, padahal
keburukan, kesalahan, dan kebodohan kita sendiri ternyata lebih
besar dari apa yang kita tuduhkan kepada orang lain.

Mengapa pula kita mampu berpikir orang lain lebih negatif daripada
kita sendiri, para ahli jiwa meneliti dan mendapat kesimpulan bahwa
dalam pribadi seseorang sangat dipengaruhi oleh dorongan-dorongan
mendasar, dan di antaranya adalah dorongan ingin berkuasa untuk
pembentukan sebuah harga diri seseorang.


Jika dorongan ambisi ingin berkuasa dalam bentuk apa pun selalu
tertekan atau terpendam, maka jiwa akan berkompromi untuk membentuk
suatu cara sebagai kompensasinya, yaitu berekspresi untuk menutup
kekurangan diri sendiri, sering melancarkan manipulasi emosi orang
di sekelilingnya. Di sinilah kita mendapat kenyataan, banyak orang
yang mempunyai kebiasaan mencemooh kekurangan orang lain, menepuk
dada seolah dirinyalah yang paling hebat, padahal itu bentuk
kekurangan yang diproyeksikan keluar.

Bagi orang yang selalu berpikir negatif dan tidak bisa berpikir
realistis atau berakal sehat, maka perasaan rendah diri yang sudah
terbentuk akan semakin berat menekan harga dirinya, jika perasaan
rendah diri ini terus menerus tidak mendapat saluran, akan
menimbulkan rasa jengkel, baik pada diri sendiri maupun pada orang
lain. Akibatnya, lahirlah sikap iri hati, dengki, dan yang paling
berbahaya suka menjadi orang yang sombong untuk menutupi
kekurangannya dia bisa bertindak sok tahu, sok berani, sok ngatur,
sok ngebos, sok jagoan, dan sebagainya.

Hal ini juga akan menimbulkan juga kebencian dari lingkungannya
sendiri. Sebab, biasanya orang yang dihinggapi perasaan rendah diri
sering menjengkelkan bagi lingkungannya sendiri baik keluarga,
teman, atau masyarakat pada umumnya.

Ubah Proyektor

Pepatah berkata "buruk muka, cermin dibelah", makna yang terkandung
adalah, kita sering lupa pada keadaan sendiri, tapi senang
menyalahkan orang lain.

Kreativitas pikiran yang tertekan, bisa berakibatkan memunculkan
sikap agresif. Manusia dari alamnya bersifat kreatif, maka jika
kreatifnya di tekan dengan ego yang kuat, energi yang keluar akan
mencari jalan yang destruktif, di mana inherent power, yaitu
kekuatan dari manusia itu bisa memberikan proyeksi keadaan dirinya
sendiri.

Hati-hati dengan unsur kreativitas di pikiran kita, sering kita
terkurung dalam alam pikiran sendiri, seolah menciptakan naskah
skenario versi diri sendiri, dan terproyeksi keluar menjadi sikap-
sikap agresif. Sikap agresif sangat bagus jika dalam konteks
positif, tetapi sangat merugikan diri sendiri jika dilaksanakan
dalam konteks negatif, sikap menyerang, mencaci dan mencemooh akan
membalik jadi bumerang untuk citra diri sendiri.

Sangat penting untuk mengubah kerja proyektor dalam diri kita,
supaya proyeksi yang keluar mendukung untuk membangun citra diri
agar positif, maka jangan bandingkan dengan apa yang orang lain
sudah perbuat atau alami. Silakan tiru hal positif yang dia buat,
tetapi jaga pikiran kita untuk tidak masuk dalam pikiran yang membanding-bandingk an, di mana jika kedapatan kita selalu kalah bersaing dalam bangunan citra diri dengannya, hal ini hanya akan menimbulkan cemoohan pada batin sendiri.

Jika ditekan sedemikian rupa, proyeksi yang keluar adalah apa yang
menjadi kekurangan atau kebodohan kita. Di sinilah penting sekali
kita mengukur segalanya menurut tongkat yang realistis.

Sebelumnya, buat tujuan yang bisa terjangkau, tujuan yang tidak
realistis biasanya hanya menimbulkan kemarahan pada diri sendiri.
Kita harus 'tahu diri' untuk mau becermin pada apa yang kita punya, yang kita alami, bukan berusaha menjadi orang dalam khayalan. Jika kita memang tidak mampu bersaing dengan orang yang membuat kita jengkel, karena dia memang lebih menarik, lebih pintar, lebih ramah, sementara kita selalu bersikap arogan, senang mencemooh. Sebab itu, kita harus sadar untuk menerima kenyataan yang ada pada diri sendiri.

Komunikasi itu 'kendaraan' untuk bisa kerjasama. Dalam masyarakat
proses pelajaran berarah belajar berkomunikasi, untuk sukses kita
harus mengubah proyektor dalam diri sendiri, yaitu respek dengan
diri sendiri dan kepada yang lain berarti;

(1) Respek dengan lingkungan, (2) Respek dengan privacy pribadi
orang lain, kebutuhan mereka pribadi dengan ruang fisik dan milik,
(3) respek dengan berbagai pandangan, filsafat, kepercayaan orang,
sekte, gaya hidup, etnik dan budaya, keyakinan dan kepribadian. 4)
Resep dari kemungkinan dari fisik (seperti cacat) Tidak adanya
respek, maka yang terjadi interaksi menuju ke konflik dan
permusuhan.

Jika kita tidak mau mengubah proyektor yang sudah berjalan dengan
salah, maka jangan bingung jika proyeksi jiwa kita tidak
pernah 'sehat', karena kita hidup dalam alam hayalan.

Ilusi tentang seseorang yang tidak bisa menjadi dirinya sendiri,
kesan 'menggila' akan keluar dan terlihat oleh umum, tentu saja jika
hal ini terjadi, citra diri kita hancur dengan ulah sendiri.

Merubah mesin proyektor yang menghasilkan proyeksi diri, perlu sikap
fleksibilitas berarti mempunyai kekuatan untuk menyesuaikan
perubahan situasi dan menerimanya, dan juga menerima pendapat,
tentang diri sendiri. Berubah termasuk di dalamnya, dan cara lain
mengenal diri sendiri, kekuatan, dan kelemahan kita.

Dari kekuatan yang kita punya jalankan untuk menolong kelemahan
kita, dan belajar mengaku kelemahan dan bersiap dengan akibatnya.
Itu cara belajar untuk menjadi jiwa fleksibel.

Sumber: Ubah Proyektor Pikiran supaya Jiwa Sehat oleh Lianny Hendranata

Selasa, 10 Februari 2009

Krisis Ubah Arsitek Ekonomi Global

Tidak ada komentar :
Ekonom dunia cenderung meninjau ulang kelemahan-kelemahan produk ekonomi.

VIVAnews - Sekretaris Komite Stabilisasi Sistem Keuangan (KSSK) Raden Pardede menyatakan, krisis ekonomi global membuat arsitektur ekonomi dunia berubah. Kecenderungan para ekonom dunia yang meninjau ulang kelemahan-kelemahan produk ekonomi saat ini menjadi penyebabnya.

"Perubahan ini sejalan dengan perubahan ekonomi global paska krisis," ujar Pardede dalam diskusi Hari Pers Nasional Konvensi Media Massa Se-Indonesia dengan tema Arsitektur Ekonomi Nasional di Tengah Krisis Global, di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Minggu 8 Februari 2009.

Karena itu, Pardede mengatakan, semua orang dituntut memikirkannya. Dia mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak luput dari gelombang perubahan ekonomi dunia.

Perubahan ini diperkirakan yang terkena pertama kali adalah struktur perdagangan dunia. Model perdagangan yang tergantung pada ekspor akan berubah melirik pasar dalam negeri. Perubahan ini terutama terjadi pada negara-negara yang memiliki potensi pasar dalam negeri yang besar. "Akan dijaga keseimbangannya. Bukan berarti tertutup melainkan dicari yang optimal," katanya.

Ketergantungan terhadap pembiayaan luar negeri juga akan dibatasi juga menjadi faktor. Ini terbukti di mana Indonesia sebagai salah satu contohnya, bisa bertahan dibandingkan negara tetangga. "Bisa dibanding dengan 1998, saat itu ketergantungan pada pembiayaan luar negeri cukup tinggi," ujarnya.

Bisnis model dan produk keuangan juga akan mengalami perubahan. Jika dulu perbankan arahnya multi fungsi dengan menerbitkan produk apapun, ke depan akan diperketat.

Dia mengatakan, perbankan akan mengarah ke perbankan tradisional. Kemudian produk keuangan juga harus jelas, sekuritas juga diperjelas. "Jadi kalau menjadi broker ya broker saja," katanya.

Perubahan lain terjadi pada pola kerja sama regional dan dunia. Pardede mengatakan, termasuk meningkatnya peran negara-negara berkembang (G-20), dan berkurangnya peran negara-negara maju (G-7).

Pardede mengatakan, akan ada kecenderungan pendulum sistem ekonomi dunia bergerak dari ekonomi kebebasan menjadi ekonomi proteksionisme.

http://bisnis. vivanews. com/news/ read/28127- krisis_ubah_ arsitek_ekonomi_ global